1. Niat
An Niat (niat) secara bahasa artinya adalah al qashdu (maksud) dan al iraadah (keinginan) atau dengan kata lain qashdul quluub wa iraadatuhu (maksud dan keinginan hati). Anniyat jamak dari niyyat . Dalam bahasa diartikan al-qhoshdu (tujuan), yaitu hati menyengaja secara sadar terhadap apa yang dituju (dimaksud) mengerjakannya.
Sedangkan definisi niat secara istilah adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’di, beliau berkata, “Niat adalah maksud dalam beramal untuk mendekatkan diri pada Allah, mencari ridha dan pahalaNya”
Imam Ibnul Qayyim berkata, ”Niat adalah ruh amal, inti dan sendinya. Amal itu mengikuti niat. Amal menjadi benar karena niat yang benar. Dan amal menjadi rusak karena niat yang rusak.” (I’lamul Muwaqqi’in VI/106, tahqiq Syaikh Masyhur)
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِى حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّا بِ يَنِ نُفَيْلِ بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى بْنِ رِيَاحِ بْنِ رَزَ احِ بْنِ عَدِ يِّ بْنِ عَدِ يِّ بْنِ كَعْنِ بْنِ لُؤَيِّ بْنِ غَالِبِ الْقُرَيْثِىِّ العَدَ وِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَاللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: أِنَّمَااْلأَ عْمَالُ بِالنِيَاتِ وَأِ نَّمَا لِكُلِّ اْمْرِىءٍِ مَانَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَ تُهُ أِلَى اللهِ وَرَ سُوْ لِهِ فَهِجْرَ تُهُ أِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَ تُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْامْرَ أَ ةٌ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَ تُهُ أِلَى مَا هَجْرَ أِلَيْهِ. (متفق على صحته)[1]
Artinya:
“Amir AL-Mu’min, Abu Hafs Umar bin Al-Khathtab r.a. bin Nufail, bin abdul Uzza, Bin Riyah, bin Abdullah bin Qurd Rajah bin “Adiy Ka’ab bin Luay, bin Galib keturunan Quraisy Al-Adawy, dia berkata bahwa dia mendengar Rasulullah SAW telah bersabda “Sesungguhnya sah atau tidaknya suatu amal, bergantung pada niatnya. Dan yang dianggap bagi amal tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barang siapa berhijrah (menguasai dari daerah kafir ke daerah Islam) semata-mata karena taat kepada Allah dan Rasullullah.
Sebab keluarnya hadits ini adalah tentang seorang lelaki yang berhijrah hanya untuk menikahi seorang wanita yang bernama ummu qois maka diapun dipanggil dengan sebutan muhajir ummu qois (orang yang berhijrah karena ummu qois)”. Wanita itu sudah berniat untuk hijrah sedangkan lelaki tersebut awalnya memilih tinggal di mekkah tapi karena ingin menikahi ummu qois juga maka ikutlah ia berhijrah bersama nabi. Ketika nabi di tanya di terima atau tidak niat pemuda tersebut maka keluarlah hadits di atas.
Dalam kitab Riyadhush Shalihin dalam bab ikhlas Imam Nawawi berpendapat:”Ikhlas ialah: seluruh ketaatan yang semata-mata ditunjukan karena Allah. Yakni ketaatan seseorang mukmin yang dinamakan taqarrub itu tertuju kepada Allah bukan dibuat-buat untuk manusia, untuk mendapatkan pujian manusia atau untuk supaya disayangi manusia, atau maksud apa saja selain taqarrub kepada Allah.”
2. Motivasi beramal
Dikutip dari kitab Shahih Bukhori, tentang niat. Berikut matannya:
عن عمربن الخطاب قال : سمعت رسول الله صلي الله عليه وسلم يقول: إنماالأعمال بالنيات وإنما لكل امرئ مانوى. فمن كانت هجرته الي الله ورسوله فهجرته الي الله ورسوله. ومن كانت هجرته الي دنيا يصيبها اوالي امرأة ينكحها فهجرته الي ماهاجراليه (رواه البخارى)
Artinya :
”Dari ‘Umar bin Khathab r.a. katanya: “saya mendengar Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda, amalan itu harus beserta niat. Dan milik tiap-tiap manusia itu, ialah balasan apa yang diniatkannya. Barang siapa pindahnya karena Allah dan Rosul-Nya, maka baginya pahala pindah karena Allah dan Rosul-Nya, barang siapa yang pindahnya karena dunia yang hendak diperolehnya atau perempuan yang hendak di kawininya, maka balasan pindahnya itu, menurut niat pindahnya itu”. (HR Bukhori Muslim)[2]
Melihat redaksi hadits ini kita jadi tahu, ternyata untuk menumbuhkan niat yang ikhlas atas segala amalan yang kita lakukan ini sangatlah susah, Muawiyah bin abi sofyan saja, Mendengar hadits ini langsung menangis dan pingsan. Dari sinilah kita diperintahkan agar senantiasa "tajdidunniah" memperbaharui...dan senantiasa memperbaharui niat atas segala amalan yang kita lakukan.Niatkanlah segala amalan kita ini hanya karena Allah! niscaya kita akan mendapat pahala disisiNya, ikhlaskanlah segala amalan kita agar kita mendapat keridhanya.Beramal dengan ikhlas adalah...bukan ingin di puji, bukan pula takut dibenci, tapi kita beramal hanya untuk mendapat pahala dan keridhan Allah swt.
Komentar
Posting Komentar