Pemikiran
Pendidikan yaitu di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak. Maksudnya menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia atau anggota masyarakat dapatlah
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-setingginya. Jadi pendidikan sebenarnya nuntun. Seperti
kita mengajari nak-anak berjalan. Kita hanya menuntun. Bukan kita yang membuat
dia jalan, tapi karena potensinya yang dia ingin berjalan dan kita hanya
membantunya menuntun untuk lebih cepat bisa berjalan. Makanya guru harus bisa
melihat potensi anak. Karena kalau kita selaras dengan potensi maka akan
bahagia. tapi kalau guru mengarahkan kita ke potensi lain yang di paksakan,
mungkin akan tersiksa. Misalnya bakatnya di olahraga tapi malah masuk jurusan
matematika. Ya mungkin bisa menjalani, tapi tidak penuh.
Hakekat pendidikan: Anak-anak tumbuh
dan hidup sesuai kodratnya sendiri. pendidikan hanya dapat merawat dan menuntun
tumbuhnya kodrat itu.meskipun mengenyam di pendidikan yang sama dan di didik
oleh guru yang sama tentunya setiap murid punya jalan sendiri-sendiri. jadi
meskipun kuliah sama,dosen sam tapi akan punya jalan beda-beda. Jadi pendidik,
merawat,menuntun dan menumbuhkan kodrat anak.
Tri
rahayu: hammemayu hayuning sarira,hamemayu hayuning bongso dan hamemayu haying
bawanono. Mungkin bahasa indonesianya memelihara diri, memelihara bangsa dan
memelihara alam semesta. Hamemayu itu arti harfiahnya mempercantik. Jadi
pendidikan membuat diri sendiri,bangsa dan alam semesta terjamin. 3 ini adalah
level. Pertama sempurnakanlah dirimu, setelah selesai baru selesaikan bangsa
dan setelah itu alam semesta. Jadi pendidikan muatanya ilmu. Dengan adanya ilmu
semuaakan berkualitas dan memikat. Jadi harus ada pendidikan demi kita,bangsa
dan alam semesta. Maka kunci akan kehidupan adalah pendidikan.
Dasar kerja pendidikan : tri loka;
ing ngarso sung tulodho, ing madyu mangon karso, tut wuri handayani. Jadi jika
berada di depan harus memberi contoh. Ada kelebihan apapun maka anda berada di
depan dan tugasnya memberi contoh yang baik karena di ikuti orang. Misalnya
guru yang di ikuti murid. Di tengah membangun kreatifitas. Jadi artinya jika saat
di tengah atau bersama tugasnya harus kreatif. Jadi kreatiflah membangun
inisiatif yang produktif. Misalnya siswa stm menciptakan mesin motor yang hemat
bbm dan lainya. Mengikuti anak didik. Jadi menuntun, maka yang di tuntun harus
di depan. Dan saat menuntun dari belakang tugasnya handayani atau mendukung
atau memberdayakan. Kuatkan diya, tingkatkan mentalnya jangan di marahi
sehingga meruntuhkan mentalnya.
System pendidikan: tri mong;
momong,among,dan ngemong. Momong artinya merawat dengan kasih sayang sambil
menanamkan kebiasaan baik. Among artinya memberi contoh biar di tiru tanpa
memaksa. Ngemong itu artinya merawat sehingga yang di rawat bisa tumbuh secara
optimal. Jadi jika jadi guru atau sebagainya harus bisa momong,among dan
ngemong. System ini di juluki sistim pamong.
Aktifitas pendidikan; tri pusat;
keluarga,perguruan dan pergerekan pemuda. Mau tidak mau pasti terlibat.
Pergerakan pemuda yang di maksud juga sosialisas antar pemuda dan
organisasi. Misalnya kamu kutu buku, ya
kalanganmu kutu buku. kalau keluarga fokusnya di budi pekerti dan sosial. Di
perguruan fokusnya untuk memberikan ilmu pengetahuan di samping pengetahuan
intelek. Pergerakan pemuda terfokus pada penguasaan diri yang amat perlu untuk
pembentukan watak.
Ranah pendidikan;tri nga
Ngerti,ngrasa dan nglakoni. Ngerti itu
pemahaman, ngrasa itu afeksi dan nglakoni itu psikomotorik. Jadi ranah
pendidikan3 ini yang harus di lakukan. Jadi harus ada pemahamanya, karakter
afeksinya dan tindakanya. Dan harus utuh semua. Kalo ngerti sama ngroso saja
tanpa ngelakoni ya taka da hasilnya. Maka semua ini harus ada. Misalnya kamu
pamah dan mengerti karaktermu saat kamu ingin berbuat kebaikan misalnya memberi
sedekah, tapi tak di lakukan ya kurang elok. Seperti pohon yang taka da buahnya.
Justru buahnya ilmu adalah ngelakoni atau mewujudkan.
Metode belajar: tri no
Nonton,niteni dan nirokke. Nonton itu
melihat,belajar,mengamati. Niteni itu mengingat-ingat yang sudah di tonton. Dan
nirokke adalah melakukan atau mewujudkan(menirukan) yang sudah di tonton dan di
niteni. Kalau jawa ada ilmu niteni. Misalnya pas siang panas sekali dan
biasanya kalo siang panas sore hujan. Maka orang jawa titen(ingat) jika siang
panas maka sore biasanya hujan. Maka biasanya akan menimbulkan perbuatan
misalnya mengangkat jemuran lebih awal dan lainya. Manfaat lainya adalah supaya
tidak jatuh di lubang yang sama. Dan manfaat lainya lebih mudah untuk
mempraktekan apa yang sudah kita nonton dan niteni. Jadi semua harus lengkap
tak boleh hilang satu hal.
Peralatan pendidikan:
Ada 6 alat. Alat 1 pembiasaan, alat
ke 2 pembiasaan, alat ke 3 pengajaran, alat ke 4 perintah atau paksaan hukuman,
alat ke 5 laku atau self disiplin yang ke 6 pengalaman lahir batin(
nglakoni,ngrasa). Menurut beliau cara pembelajaran dengan contoh dan pembiasaan
efektif untuk umur 1-7 tahun. jika di biasakan untuk di beri contoh untuk di
biasakan maka akan muncul habit of main (kebiasaan yang natural). Misalnya kalau
kamu di biasakan sholat maka kalo gak ada yang sholat dia gelisah, orang
biasanya sholat kog. Dan umur 7-14 tahun
baru efektif untuk di ajar secara optimal dan sesekali di beri perintah atau
hukuman. Maka harus di beri tahu yang harus di lakun dan tidak harus di lakukan
apa. untuk 14-21 masa bentuk karak ter. Maka cara mendidik itu laku dan
pengalaman. Pendidikan yang langsung menyentuh realitas.
Pendidikan menuju kesempurnaan
hidup:
Menurut ki hajar segala cara ,usaha
dan alat pendidikan harus sesuai dengan kodratnya keadaan. Jadi misalnya setiap
orang berbeda-beda. Maka harus menyesuaikan dengan orangnya. Dan kodratnya
tersipan dari adat istiadat setiap rakyat. Maka pembelajaran harus sesuai
dengan adat. Misalnya di timur lebih ke metafisik dan di eropa lebih ke
fisik. Maka adat istiadat tidak
tergatung pada zaman dan tempat. Jadi berubah-ubah sesuai kondisi. Tapi kita
punya karakter. Maka untuk tahu karakter kita harus tahu apa yang terjadi
dahulu,sekarang dan masa depan. Dan pengaruh baru di karenakan percampuran
bangsa yang satu dan lain. Maka kita harus waspada dalam memilih untuk menambah
kemuliaan hidup . maka kita harus pintar untuk menyaring-nyaring mana yang
bagus dan mana yang merugikan.
Pendidikan kerakyatan:
mendidik anak itu bagian dari mendidik rakyat.
Ya karena anak-anak itulah yang akan menjadi generasi penerus. Dan akan menjadi rakyat. Rakyat akan melakukan
segala upaya untuk memakmurkan negeri ini. Maka kalo terdidik usaha yang
dilakukan bisa-bisa salah dan malah membuat bangsa tidak makmur. Maka pendidikan
rakyat membuat rakyat mencintai bangsanya. Maka dasar pendidikan rakyat yang ke
1 harus bersemangat keluhuran budi manusia. Yang k2 harus mendidik kea rah kecerdasan
budi pekerti. Yang ke 3 harus mendidik kekeluargaan. Maka jangan sampai sekolah
menjauhkan anak-anak dari masyarakatnya. Dan harus membangun budi pekerti dan
budi kesosialan. Biasanya belajar malar malah membuat anak-anak terpisah dari
masyarakat karena terlalu terfokus ke tuntutan akademis. Dan yang terakhir pendidikan
harus sesuai denga kehidupan rakyat.
Kritik pendidikan barat:
Kata ki hajar pendidikan eropa itu
mementingkan ketertiban,perintah hukuman. Maka ini membuat anak tak punya
kepribadian. Dan anak tak bisa melakukan apa-apa kalau tak di perintah. Dia tak
bisa bergerak sesuai kemampuanya. Dan pendidikan barat jauh dari pendidikan
budi pekerti. Maka akan mendewakan angan-angan. Yang timbul 2 yaitu murka diri
dan benda. Yait uindividualis dan lebih materialism.
Pendidikan,bahasa
dan kebangsaan:
Menurut ki hajar bahsa juga penting
di pendidikan. Karena anak yang lebih di ajarkan ke bahasa asing akan
kehilangan hubungan batin dengan orang tunya dan bangsanya. Maka jika anak
sombong dengan beraninya melukai orang tuanya dan bangsanya, maka itulah bukti
kegagalan pendidikan dengan kebangsaan.
System
pondok dan asrama
Mulai
zaman dulu sampai sekarang kita punya rumah yang juga menjadi rumah pendidikan.
Yaitu asrama, atau pondok. Tapi kalau zaman dahulu zaman dulu di zaman budha di
sebut pawiyatan. Di situ untuk menghubungkan guru dan murid untuk hidup bersama
terus menerus.
Tingkatan
penuntut ilmu
Untuk
selevel taman kanak-kanak namanya indung-indung. Naik menjadi taman muda yang
namanya yang pria ulu guntung yang perempuan umbon-umbon. Dan kalau sudah dewasa namanya yang pria cekel
dan wanita namanya dunyik. Ada taman
guru yang pria namanya cantrik dan
wanita namanya mentrik. Lal guru muda yang laki namanya manguyu dan
wanita namanya sontrang. Lalu tingkatan
guru yang pria namanya jejanggan dan wanita namanya bidang. Lalu guru senior
namanya hajar/pandita. Pandita ada yang
mengajar saja namanya dwijawara. Ada yang tirakat saja namanya wiku. Ada yang
bekas bangsawan namanya Begawan da nada yang asing namanya resi.Berarti sejak
zaman dulu kita punya system pengajaran. Bahkan lebih komplit dari sisitim yang
lain. Urut dari rendah hingga tinggi.
Azaz
taman siswa:
Ada
7. 1. Jadilah diri sendiri. 2. Kemerdekaan batin,pikiran dan tenaga.
3.kebudayaan sendiri. 4. Pendidikan yang merakyat. 5. Percaya dan bersandar
kepada kekuatan diri sendiri. 6. Membelanjakan diri sendiri. 7. Ketulusan,keikhlasan,
dan kesucian hati untuk mendidik. Itu yang di kembangkan ki Hajar.
Fatwa
sendi hidup merdeka
Yang
1 lawan sastra ngesti mulyo berarti mulyanya hidup karena ilmu. Yang 2 sastra herjendrajuningrat pangruwatan
diyu artinya ilmu luhur yang menyelematkan dunia dan menghilangkan kebiadaban. Yang
ke 3 suci tata ngesti tunggal artinya dengan kesucian batin menuju
kesempurnaan. Dan yang ke 4 hak diri untuk menuntut salam dan bahagia. yang ke
5 tetetp artinya tetap. Mantep artinya
tetap. Dan antep itu kekuatan kualitas. Yang ke 6 ngandel=percaya,
kendel=berani,bandel=tahan banting,kandel=tebal/tangguh. Yang ke 7 neng=
meneng/diam, ning=wening/jernih, nung=hanung/kuat, nang=menang.
Baik
saya akan nmenutup dengan quotes “ setiap orang menjadi guru, setiap rumah
menjadi sekolah. Pendidikan tidak berhenti di bangunan sekolah saja, tapi di
rumah, dan di mana saja”.
Komentar
Posting Komentar