Epistemologi berasal dari bahasa
Yunani Episteme dan Logos. Episteme biasa diartikan pengetahuan
atau kebenaran. Sedangkan logos
diartikan pikiran, kata, atau teori. Secara etimologi epistemologi dapat diartikan bahwa teori pengetahuan yang benar,
dan lazimnya hanya disebut teori pengetahuan
yang dalam bahasa inggrisnya menjadi theory
of knowledge, (Amsal Bakhtiar, 2005 : 79).
Menurut Harun Nasution, pengertian
epistemologi, episteme berarti
pengetahuan dan epistemologi merupakan ilmu yang membahas tentang , apa
pengetahuan, dan bagaimana memperoleh penegtahuan. Selanjutnya , Furdyartanto
memberikan pengertian epitemologi sebagai berikut: Epistemologi berarti: ilmu
filsafat tentang pengetahuan atau dengan pendek kata, filsafat pengetahuan, (
Harun Nasution, 1978: 10). Dalam versi sederhanya bahwa epistemologi dapat
dikatakan sebagai upaya, cara, atau langkah—langkah untuk mendapatkan
pengetahuan. Selain kesimpulan tersebut, pengertian epistemologi diatas,
memberikan rumusan yang sederhana dari setiap pendapat yang berbeda mengenai
definisi epistemologi yang dikemukakan para ahli, yaitu secara sederhana bahwa
epistemologi merupakan teori tentang ilmu yang membahas ilmu dan bagaimana
memperolehnya, kemudian membahasnya secara mendalam.
Dalam kajian Epistemologi Barat,
dikenal ada tiga aliran pemikiran, yakni empirisme,
rasionalisme, dan intuitisme. Sementara
itu, dalam pemikiran filsafat Hindu dinyatakan bahwa kebenaran bisa didapatkan
dari tiga macam, yakni teks suci, akal, dan pengalaman pribadi. Dalam kajian
pemikiran islam terdapat juga berbagai aliran besar dalam kaitannya dengan
teori kebenaran ( epistemologi). Setidaknya ada tiga model sistem berpikir
dalam islam, yakni bayami, irfani,
dan burhani, yang masing-masing
mempunyai pandangan yang sama sekali berbeda tentang pengetahuan. Berikut ini
penjelasan mengenai metode berpikir bayani,
burhani, dan irfani.
1.
Epistemologi bayani
Bayani ialah metode pemikiran khas Arab yang menekankan otoritas teks
(nash). Secara langsung atau tidak langsung . secara langsung artinya memahami
teks sebagai pengetahuan, jadi dan langsung mengaplikasikannya tanpa perlu
pemikiran. Secara tidak langsung artinya memahami teks sebagai pengetahuan
mentah sehingga perlu tafsir dan penalaran.
2.
Epistemologi burhani
Al-Burhani secara sederhana bisa
diartikan sebagai suatu aktivitas berpikir untuk menetapkan kebenaran proposisi
melaluli pendekatan deduktif dengan mengaitkan proposisi ysng satu dengan
proposisi yang lain, yang telah terbukti kebenarannya secara aksiomatis.
3.
Epistemologi Irfani
Kata irfan adalah bentuk masdar disebut infinitif dari kata arafa yang berarti marifah yaitu ilmu pengetahuan dan kata marifah kebijakan. Kemudian irfan
lebih dikenal sebagai terminologi mistik yang secara khusus berarti marifah dalam pengertian “pengetahuan
tentang Tuhan”.[1]
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki
asal mula, sumber, metode-metode, dan sahnya pengetahuan. Pertanyaan-pertanyaan
mendasar yang harus dijawab ialah: Apakah mengetahu itu? Apakah asal mula
pengetahuan itu kita? Bagaimana cara kita mengetahui bahwa kita mempunyai
pengetahuan?. Sebagian pakar menempatkan epistemologi dalam filsafat kritis
yang senantiasa mencari sumber dan kriteria kebenaran serta cara memperoleh
pengetahuan. Jika tugas filsafat diarahkan pada upaya mencari sebab musebab
pertama dan terakhir atau terdalam, maka epistemologi menyoroti gejala
pengetahuan manusia berdasarkan sudut sebab pertama (the first causes).
Setiap jenis pengetahuan selalu
mempunyai ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi)
dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun. Ketiga landasan ini
saling berkaitan ontology ilmu berkaitan dengan epistemologi ilmu, epistemology
ilmu berkaitan dengan aksiologi ilmu dan seterusnya.[2]
Menurut bahasa kata islam berasal
dari kata islama, yuslimu, islam yang
mempunyai arti yaitu keselamatan, perdamaian, dan penyerahan diri kepada Allah
SWT. Adapun pengertian islam menurut istilah adalah agama Allah yang
diperintahkannya untuk mengajarkan tentang pokok-pokok serta
peraturan-peraturannya kepada Nabi Muhammad SAW dan menugaskannya untuk
menyampaikan agama tersebut kepada seluruh manusia dan mengajak mereka untuk
memeluknya.[3]
Islam menurut lughah (ilmu bahasa)
ialah penyerahan diri. Sementara mnurut syariat, islam adalah ketundukan
(kepatuhan) dan penyerahan diri secara mutlak kepada Allah SWT disertai dengan
mengesakan-Nya dan diperkuat dengan sikap taat kepada-Nya serta mengimani dan
meyakini semua ajaran yang telah dibawa oleh para rasul-rasulNya.[4]
[3] Raras Huraerah, RIPAIL:
Rangkuman Ilmu Pengetahuan Islam: JAIL publishing, Jakarta, 2011, hlm 17.
Komentar
Posting Komentar